I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis
dengan perairan yang sangat luas yang memiliki organisme dengan keanekaragaman
yang cukup tinggi. Salah satu organisme yang banyak dijumpai dan dikonsumsi
oleh masyarakat sehari-hari merupakan dari Filum Molusca.
Molusca
merupakan hewan yang mempunyai bentuk morfologi tubuh yang lunak. Hidup sejak periode Cambrian, terdapat lebih dari
100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil kebanyakan dijumpai di laut
dangkal dan adapula yang hidup pada kedalaman sampai 7000 meter beberapa
lainnya mempunyai habitat air payau, air tawar dan daratan (Aslan dkk., 2010).
Kata Molusca berasal
dari bahasa latin mollis
yang berarti lunak. Oleh sebab itu, Molusca disebut hewan bertubuh
lunak. Anggota dari filum Molusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat
beranekaragam, dari bentuk silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki
sampai bentuk hampir bulat tanpa
kepala dan tertutup dua keping cangkang besar .
Oleh sebab itu
berdasarkan bentuk tubuh dan
jumlah cangkang, serta beberapa
sifat lainnya Phylum Mollusca dibagi menjadi 8 kelas yaitu Chaetodermomorpha,
Neomeniomorpha, Monoplacophora, Polyplacophora,
Gastropoda, Pelecypoda, Scaphopoda dan
Cephalopoda. Namun yang akan dari 8
kelas tersebut hanya 3 kelas yang mempunyai nilai ekonomis penting yaitu Gastropoda, Pelecypoda
dan Cephalopoda. Ketiga kelas tersebut
memberikan manfaat bagi manusia yaitu dapat digunakan sebagai bahan makanan
seperti pada Burungo (Telescopium telescopium), Kalandue (Polymesoda
sp.), Gurita (Octopus sp.), dan
Cumi-cumi (Loligo sp.) (Aslan
dkk., 2010).
Di daerah perairan laut yang sangat luas
dan merupakan negara tropis, memiliki organisme dengan keanekaragaman yang
cukup tinggi dan merupakan sumber protein hewani yang dapat dikonsumsi. Dibandingkan kelompok hewan lain, mollusca
merupakan kelompok hewan yang dapat bertahan hidup pada berbagai habitat yang
berbeda-beda. Umumnya mollusca
senantiasa hidup serta berinteraksi dengan lingkungan tempat di mana meraka
berada. Sebagian di antaranya mendiami
daerah ekstrim yaitu daerah pasang surut (Nontji, 2005).
Filum molusca memiliki jenis-jenis
tertentu, ada yang tidak memiliki atau mempunyai cangkang sama sekali (mollusca
telanjang). Pada dasarnya sistem organ
yang dimiliki oleh hewan mollusca ini seperti sistem pencernaan, peredaran
darah, pernapasan, saraf, otot dan organ reproduksi, tapi pada bagian dalam
tubuhnya terdapat organ-organ dalam yang dapatdikatakan lengkap. Pada organ-organ dalam tersebut dibungkus
oleh mantel yang terbuat dari suatu jaringan khusus dan pada umumnya dilengkapi
dengan kele snjar-kelenjar yang dapat
Berdasarkan latar belakang di atas maka
untuk lebih memperjelas pengamatan pada phylum mollusca, diadakannya praktikum
mengenai phylum mollusca tersebut.
Melihat manfaat dari organisme ini dalam
perekonomian perikanan, maka perlu diadakan praktikum guna mengetahui dan
menambah wawasan para praktikan mengenai
bentuk morfologi dan anatomi dari hewan-hewan yang termasuk dalam filum
Molusca.
1.2. Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui
bentuk morfologi dan anatomi, serta bagian-bagian Molusca
serta dapat membedakan filum yang termasuk dalam kelas Gastropoda dan
Pelecypoda
Kegunaan dari
praktikum ini adalah untuk dapat melihat langsung secara morfologi dan
anatomi, sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
serta jenis-jenis mengenai filum Molusca.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
Gastropoda
merupakan kelas Molusca
yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies Gastropoda
yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya
jenis Gastropoda,
maka hewan ini mudah ditemukan. Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok
(rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan
bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun
ada pula Gastropoda
yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula).
Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat. Gaster artinya
perut, dan podos
artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan
dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda
disebabkan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari
belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki
kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan,
sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara
mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur
tanpa teriris.
Klasifikasi
Burungo (Telescopium telescopium)
adalah sebagai berikut:
Filum :
Mollusca
Class
: Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Potamididae
Genus
: Telescopium
Spesies : Telescopium telescopium
Gambar 8. Burungo (Telescopium telescopium)
Gurita memiliki 8 lengan (bukan tentakel) dengan alat
penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk
bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari
lapisan otot tanpa tulang atau tulang
rangka
luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari
subordo Incirrata mempunyai tubuh
yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai
pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak
memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang
digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi
bagian-bagian kecil.Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk
menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama
sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang
kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua
buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam
ruangan sempit menjadi berkurang.
Spesies
moluska juga dapat menyebabkanbahaya atau hama dalam kegiatan manusia. Gigitan gurita bercincin biru seringberakibatfatal, gigitandariApollyon
Gurita menyebabkan peradangan yang dapat bertahan selama lebih dari sebulan.
Klasifikasi
Gurita (Octopus sp) adalah sebagai
berikut:
Filum :
Mollusca
Class
: Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Famili :
Octopodidae
Genus
: Octopus
Spesies : Octopus sp.
Gambar 9. Gurita (Octopus
sp.)
Pelecypoda kelas bivalvia Kalandue (Polymesoda sp.) Bentuk tubuh oval,
dengan cangkang berupa lempengan berjumlah delapan buah, terletak di sisi
dorsal. Kelas Pelecypoda dikenal juga atau disebut Bivalvia, karena memiliki
dua buahcangkang yang setangkup dengan berbagai bentuk dan ukuran (Sugiri, 2006).
Secara anatomis Mollusca
merupakanmakanan yang baik bagi manusia modern saat ini. Namun dalam
kondisi tertentu ada risiko keracunan makanan dari racun yang terdapatpada moluska, dan banyak negara memiliki peraturan yang
bertujuan untuk meminimalkan risiko keracunan tersebut.
Kalsifikasi
Kalandue (Polymesoda sp.)
menurut Brotowijoyo (2004) dalam Praweda
(2000) adalah sebagai berikut.
Filum :
Mollusca
Class
: Pelecypoda
Ordo : Arcoida
Family : Arcoidaceae
Genus
: Polymesoda
Spesies : Polymesoda sp.
Gambar 10. Kalandue (Polymesoda sp.)
Cumi-cumi, sotong dan gurita adalah
contoh hewan kelas Cephalopoda.
Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak.
Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat
sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak
ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya
bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan
tentakelnya.
Moluska juga berasal dari bahasa prancis
yaitu mollusque, bahasa
latin molluscus yang berarti lembut.
Molluscus itu sendiri merupakan adaptasi dari
bahasa Aristoteles yang
berarti "hal-hal
lunak", yang diterapkan untuk cumi-cumi. Penelitian ilmiah moluska dikenal
sebagai Malakologi.
Moluska sangat beragam di daerah tropis dan subtropis
tetapi dapat ditemukan di semua lintang. Sekitar 80% dari semua spesies moluska
gastropoda dikenal adalah Cephalopoda seperti cumi-cumi, sotong dan gurita adalah
salah satu neurologis paling canggih dari semua invertebrata. Cumi-cumi
raksasa, yang sampai saat ini belum diamati hidup dalam bentuk dewasanya
adalah salah satu invertebrata terbesar. Namun spesimen
baru-baru ini tertangkap cumi-cumi kolosal, sepanjang10 meter (33 kaki) dan berat 500 kilogram (1.100 lb).
Klasifikasi
Cumi-cumi (Loligo sp.)
menurut Anonim (2010) adalah sebagai berukut:
Filum :
Mollusca
Class
: Cephalopoda
Ordo : Decapod
Famili : Teuthoidaeceae
Genus : Loligo
Spesies
: Loligo sp.
Gambar
11. Cumi-cumi (Loligo sp.)
2.2. Morfologi dan Anatomi
Organ internal pada Gastropoda biasanya
bersifat simetris yang terletak di dalam cangkang terpilih. Arah putaran
cangkang kebanyakan ke arah kanan (dekstral) dan umumnya mempunyai operculum.
Tipe cangkang berputar ke arah kiri (sinistril) kebanyakan di jumpai pada
jenis-jenis yang hidup di darat. Mantel berupa membran tipis yang
menekskresikan bahan cangkang. Bentuk
tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri
bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering
disebut siput telanjang (vaginula) (Aslan, dkk.,
2006)
Gambar 12. Anatomi
Kalandue (Polymesoda sp.)
Pelecypoda
kelas bivalvia Kalandue (Polymesoda sp.)
Bentuk tubuh oval, dengan cangkang berupa lempengan berjumlah delapan buah,
terletak di sisi dorsal. Kelas Pelecypoda dikenal juga atau disebut Bivalvia,
karena memiliki dua buahcangkang yang setangkup dengan berbagai bentuk dan
ukuran (Sugiri, 2006).
Hewan anggota
kelas Gastropoda berjalan dengan
perutnya kepala jelas terlihat, mempunyai satu atau dua tentakel.
Memiliki cangkang yang tersusun atas zat kapur yang berfungsi melindungi
tubuhnya contohnya pada Burungo (Telescopium
telescopium). Bentuk cangkang umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar
seperti konde (gelung, whorl). Puncak
kerucut merupakan bagian yang tertua disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella, gelung terbesar disebut body whorl dan gelung
kecil-kecil di atasnya disebut spire diantara bibir dalam dan gelung terbesar
terdapat umbilicus, yaitu ujung
columella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Pada hewan ini juga terdapat Aperture yaitu bukaan cangkang , tempat
tersembunyinya kepala dan kaki. Cangkang
gastropoda terdiri atas 4 lapisan.
Lapisan paling luar disebut periostrakum
yang berfungsi untuk melindungi lapisan bawahnya terdiri dari kalsium karbonat terhadap erosi
(Aslan dkk., 2010).
Tubuh
mollusca terdiri dari tiga bagian utama Kaki merupakan penjulur bagian ventral
tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada
beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca
yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti
pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang
berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan
anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada
mollusca bercangkang.
Sistem
saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan
serabut saraf yang melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari
mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang dan
lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut
radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air
bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang. Pertukaran
udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi
sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan
sebagai ginjal.
Hewan Bivalvia
seperti kalandue ( Polymesoda
sp. ), Kerang, tiram, simping termasuk
dalam kelas ini. Hewan ini mempunyai dua buah cangkang yang melindungi tubuh
(cangkang setangkup). Pelecypoda simetri billateral, tapi tidak dapat bergerak
dengan cepat. Hewan ini bergerak dengan menjulur kan kaki otot yang besar
melelui celah antara dua cangkang. Semua anggota kelas ini memperoleh makanan
dengan menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel.
Kelas Cephalopoda Yang termasuk kelas ini misalnya gurita, cumi-cumi, dan
nautilus. Hewan ini mempunyai
kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala terdapat tangan-tangan
(delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang berguna untuk pergerakan
dan mencari mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti
vertebrata. Hanya Nautilus lah yang bercangkang. Cangkang cumi-cumi kecil
berupa lempengan yang melekat pada mantel sedangkan gurita tidak bercangkang.
Gambar 13.
Anatomi kelas Chepalopoda
2.3. Habitat dan Penyebaran
Mollusca umumnya hidup bebas, beberapa melekat pada
karang, cangkang ataupun kayu dan ada beberapa jenis juga yang membenamkan diri
dalam lumpur ataupun di dasar perairan lainnya, seperti Cumi-cumi (Loligo
sp.) yang berenang bebas di lautan (Wahyuningsi, 2002).
Hewan kelas Gastropoda beradaptasi
dengan baik pada lingkungan yang ekstern di daerah pasang surut. Sebagian besar hidup di laut dan hanya
sedikit yang hidup di darat (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Filum Molusca kebanyakan ditemukan di laut dangkal dan beberapa ditemukan pada
kedalaman sampai 7000 meter,
beberapa lagi di air payau, air tawar dan di darat. Penyebarannya banyak terdapatdi perairan,
darat dan tempat-tempat yang dangkal dan terdapat 100.000 spesies yang hidup
(Romimohtartoe dan Juwana, 2005).
2.4. Reproduksi dan
Daur Hidup
Molusca bereproduksi secara seksual dan
masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi
dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Reproduksi
cephalopoda umumnya dioecious, gonad
terletak di ujung posterior dan selalu terjadi perkawinan, sperma yang
dihasilkan oleh testis di alirkan ke seminal viccle, dikumpulkan dan dibungkus dalam semacam kapsul yang
disebut spermathopora. Kemudian spermathopora disimpan dalam kantung
penyimpanan yang besar , yaitu kantung needham yang mempunyai bukaan dirongga
mantel sebelah kiri. Telur dibungkus dengan albumin, kemudiaan dilapisi zat
semacam agar yang mengeras apabila terkena air laut. Ocviduct bermuara di rongga mantel. Salah satu tangan coleoid
bermodifikasi untuk memindahkan spermathopora dari kantung needham ke dinding
rongga mantel betina dekat oviduct (Aslan dkk., 2010).
Reproduksi pelecypoda umumnya dioecious, mempunyai
sepasang gonad yang terletak berdampingan dengan usus , kopulasi tidak
ada. Beberapa jenis pelecypoda bersifat
hermafrodit, menghasilkan telur dan sperma pada bagian dalam gonad yang sama
dan mempunyai gonoduct yang sama (Aslan
dkk., 2010).
2.5. Makanan dan
Kebiasaan Makan
Makanan dan kebiasaan makan pada
gastropoda beragam yaitu ada bersifat herbivora,
karnivora, ciliary feeder, deposit feeder, parasit maupun scavenger. Pada kebanyakan gastropod, radula merupakan
alat untuk makan yang tingkat
perkembangannya sudah tinggi,
meskipun ada beberapa jenis yang tidak mempunyainya. Jumlah gigi pada radula 16 sampai 750.000
buah, tergantung pada jenisnya (Aslan dkk., 2010).
Molusca memiliki alat
pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai
dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat
kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Sistem pencernaan pada Gastropoda
dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam
mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin.
Selanjutnya terdapat kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan
berakhir di anus. Gastropoda
umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora. Sistem
pencernaan makanan pada cumi-cumi dan gurita terdiri atas mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Pada sistem pencernaan
dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya. Sistem pencernaan
pada Kalandue (Polymesoda sp.) dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama
dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini
adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom.
Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa
makanan dikeluarkan melalui anus.
Semua Cephalopoda adalah
karnivora,mempunyai penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa, dan
menggunakan tangan atau tentakelnya untuk menangkap mangsa. Octopus menunggu mangsa di tempat
persembunyiannya atau berburu mangsa di malam hari. Makananya berupa siput, ikan dan terutama
kepiting yang ditangkap dengan
tangan-tangannya kemudian dilumpuhkan memakai racun dari kelenjar ludahnya. Loligo sp. Memangsa ikan dan udang pelagis
dengan cara berenang cepat ke kawasan ikan mackerel muda, dan menangkap seekor
ikan dengan tentakelnya. Kebanyakan
kelas Pelecypoda adalah filter feeder dan memakan plankton, terutama
Phytoplankton dan butir-butir lain. Pada
sub kelas septibranchia, dimana insang menghilang, hidup secara karnivora atau
scavenger. Sebagai ciliary feeder,
radula tidak diperlukan, jadi golongan ini tidak memiliki radula. Dari mulut makanan dialirkan ke esopagus, ke
perut dan usus. Akhirnya makanan yang tidak
di cerna dibuang melalui anus yang bermuara pada lubang air keluar. Semua Cephalopoda carnivora, mempunyai
radula, tetapi yang penting adalah rahang berbentuk paru yang kuat, berguna
untuk mengunyak dan menggigit mangsa.
Mangsa terdiri atas ikan dan berbagai avertebrata, tergantung besarnya
masing-masing jenis. Loligo mundur dengan cepat pada kawasan
ikan tuna muda, menangkap seekor ikan dengan cepat, menggigit sepotong daging
membentuk segitiga pada bagian leher (merusak benang saraf). Uniknya gigitan itu selalu pada tempat yang
sama. Octopus menunggu mangsa di dekat sarangnya (lubang atau cela
batu). Makanan Octopus dan Loligo adalah
siput, kepiting atau ikan yang lewat, ditarik dan ditangkap dan di bawa
kesarangnya (Suwignyo, 2005).
2.6. Nilai Ekonomis
Umumnya mollusca menguntungkan bagi
manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah
sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera). Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara. Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera). Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara. Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Hewan-hewan
dalam Phylum Mollusca seperti cumi-cumi, gurita, burungo, dan kalandue
memiliki rasa yang enak, dan memiliki
kandungan protein yang tinggi. Selain sebagai bahan makanan yang bergizi,
cangkok hewan Mollusca bisa juga dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding,
perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai
macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang
Mollusca
yang digunakan untuk bahan mainan, seperti kuwuk. Sejak abad ke-17 mutiara
merupakan barang perhiasan mewah yang diburu kaum jutawan dengan harga yang
cukup mahal. Mutiara dihasilkan dari tiram mutiara seperti Pinctada
margaritifera dan Pinctada mertensi dari kelas Pelecypoda
(Bivalvia).
Mutiara ini ada yang dihasilkan secara alami, dan adapula yang dibudidayakan.
Saat ini banyak orang yang membudidayakan tiram untuk menghasilkan mutiara.
Caranya, benda asing (kerikil, pasir atau arang) dimasukkan diantara mantel dan
cangkok tiram. Ketika benda asing itu ada di tubuh tiram, tiram berusaha
mengeluarkan dengan cara membungkusnya dengan lendir. Lendir ini akhirnya akan
mengeras segingga terbentuklah mutiara
Mollusca mempunyai arti ekonomi yang
penting bagi manusia, baik sebagai sumber makanan maupun sebagai sumber bahan
industri yaitu pada cangkangnya. Daging
pada hewan Mollusca merupakan protein hewani, sedangkan secara alami pada tiram
mutiara dapat menghasilkan mutiara yang bernilai tinggi sebagai perhiasan
(Radiopoetra, 2001).
Pada umumnya Phylum Mollusca memiliki
peranan yang sangat menguntungkan bagi
manusia yaitu sebagai sumber makanan dan protein hewani, misalnya pada
berbagai jenis kerang, tiram dan cumi-cumi yang dapat dikonsumsi. Selain itu juga sebagai penghasil mutiara
yang dihasilkan oleh sejenis kerang yaitu tiram mutiara. Mollusca juga dapat dijadikan sebagai
industri kerajinan yaitu pada cangkang
digunakan sebagai perhiasan, asesoris dan bahan industri lainnya (Wekayanti,
2006).
Phylum molusca menguntungkan karena digunakan sebagai sumber
makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi, selain itu juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena mempunyai harga yang tinggi
contohnya cumi-cumi, gurita, kalandue, dan burungo selain itu cangkang juga
dapat dijadikan sebagai bahan industri dan hiasan karena memiliki warna yang
indah. Terutama jenis tiram yang menghasilkan mutiara yang merupakan komoditas
ekspor utama (Saktiono, 2005).
Berbagai spesies gurita merupakan
makanan bagi penduduk sejumlah negara di dunia. Lengan dan berbagai bagian
tubuh gurita bisa menjadi berbagai macam variasi makanan.Gurita merupakan
makanan laut bagi penduduk di negara-negara Mediterania, Meksiko, dan bahan
utama berbagai makanan Jepang, seperti sushi, tempura, takoyaki dan akashiyaki.
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jum,at, tanggal 18
November 2011 pada pukul 14.00-15.00. WITA, bertempat di Laboratorium C Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum filum
Molusca beserta kegunaan dapat dilihat pada table 3 berikut :
Tabel 3. Alat dan
Bahan serta Kegunaannya.
No. Alat dan Bahan
Kegunaan
1. Alat
:
-
Baki (Dissecting-pan) Wadah menyimpan
objek
-
Pisau bedah (Scalpel) Alat
membedah objek
-
Pinset (forceps) Alat
mengambil bahan
2. Bahan :
- Burungo (Telescopium
telescopium) Obyek yang
diamati
-
Kalandue ( Polymesoda sp.) Objek yang diamati
- Cumi-cumi (Loligo sp.) Objek
yang diamati
- Gurita (Octopus
sp.) Objek yang
diamati
-
Alkohol 70 % Bahan pengawet
3.3. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kali ini
adalah sebagi berikut :
1.
Melakukan pengamatan pada
oeganisme yang telah di ambil dari perairan.
2.
Meletakkan organism pada baki
kemudian menidentifikasi bagian-bagian organism tersebut
3.
Menggambarkan bentuk secara
morfologi dan anatomi bagian-bagian organismo
yang telah di identefikasi dan diberi keterangan pada buku gambar.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Struktur morfologi Burungo (Telescopium telescopium)
Keterangan :
1. Mulut
2. Cangkang
3. Garis pertumbuhan
Gambar 14. Morfologi Burungo (Telescopium telescopium)
- Struktur morfologi Kalandue ( Polymesoda sp.)
Keterangan :
1.
Dorsal
2.
Cangkang
3.
Posterior
4.
Garis Pertumbuhan
5.
Ligamen
6.
Umbo
Gambar 15. Morfologi
Kalandue ( Polymesoda sp.)
- Struktur anatomi Kalandue ( Polymesoda sp.)
Keterangan :
1. Mulut
2. Otot adductor posterior
3. Otot adductor anterior
4. Pulp
5.
Gigi
Gambar 16. Anatomi
Kalandue ( Polymesoda sp.)
- Struktur morfologi Cumi-cumi (Loligo sp.)
Keterangan :
1. Tangan
2. Mata
3. Kepala
4. Mantel
5. Tentacular
club
6. Rostrum
7. Tentacular
arm
Gambar 17. Morfologi Cumi-cumi (Loligo sp.)
- Struktur anatomi Cumi-cumi (Loligo sp.)
Keterangan :
1. Tangan
2. Kepala
3. Sifon
4. Mantel
5. Sirip
6. Pigment spot
7. Tentacular club
8. Rostrum
9. Tentacular arm
Gambar 18. Anatomi Cumi-cumi
(Loligo sp.)
- Struktur morfologi Gurita (Octopus
sp.)
Keterangan :
1. Mata
2. Jumbai
3. Bintik mata
4. Funnel
5. Tangan ke-1
6. Tangan ke-2
7. Tangan ke-3
8. Alat pengisap (Sucker)
9. Tangan ke-4
Gambar 19. Morfologi Gurita (Octopus
sp.)
4.2. Pembahasan
Pengamatan pada burungo (Telescopium
telescopium) cangkangnya umumnya
seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde (gelung,
whorl). Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua disebut apex. Mempunyai
satu atau dua buah tentakel. Cangkangnya merupakan rangka luar yang disebut
Eksoskeleton yang digunakan untuk melindungi kaki dan kepalanya. Pada bagian yang melengkung yang terletak
dekat lubang besarnya disebut operculum.
Pada hewan ini juga terdapat aperture yaitu bukaan cangkang , tempat tersembunyinya
kepala dan kaki. Bagian kepala secara langsung berhubungan dengan kaki dan
perutnya, yang digunakan untuk bergerak ataupun berjalan. Cangkang burungo (Telescopium telescopium ) terdiri atas 4 lapisan. Lapisan paling luar disebut periostrakum yang berfungsi untuk melindungi lapisan
bawahnya terdiri dari kalsium karbonat
terhadap erosi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aslan dkk., (2010) yang
menyatakan bahwa Hewan anggota kelas Gastropoda
berjalan dengan perutnya kepala jelas terlihat, mempunyai satu atau dua tentakel.
Memiliki cangkang yang tersusun atas zat kapur yang berfungsi melindungi
tubuhnya contohnya pada Burungo (Telescopium
telescopium). Bentuk cangkang
umumnya seperti kerucut dari tabung yang
melingkar seperti konde (gelung, whorl). Puncak kerucut merupakan bagian yang
tertua disebut apexPada hewan ini juga terdapat
Aperture yaitu bukaan cangkang , tempat tersembunyinya kepala dan
kaki. Cangkang gastropoda terdiri atas 4
lapisan. Lapisan paling luar disebut
periostrakum yang berfungsi untuk
melindungi lapisan bawahnya terdiri dari
kalsium karbonat terhadap erosi.
Pengamatan
pada kalandue ( Polymesoda sp.)
dimana pada hewan ini mempunyai dua
cangkang yang menyatu yang dapat membuka dan menutup. Pada hewan ini di bagian belakang tubuhnya
yerdapat suatu ujung yang membentuk sudut tumpul yang disebut umbo berguna sebagai tempat pelekatan kedua cangkang yang membentuk semacam engsel
dengan zat perekat berupa jaringan
ikat padat (ligamen) dan terdapat garis
pertumbuhan. Jika dilihat secara anatomi
pada bagian dalam hewan ini terdapat mantel dan pulp juga pada bagian sisi kiri
dan kanan terdapat otot adductor posterior dan aotot adductor anterior.
Cangkangnya terbuat dari zat kapur (CaCOз) dan terdiri atas 3 lapisan yang
berturut-turut dari luar ke dalam yaitu lapisan periostrakum berfungsi melindungi
jaringan bagian dalam, lapisan
perismatik terdiri atas kristal kalsium karbonat (CaCOз) berbentuk prisma dan
lapisan nakreas merupakan lapisan terdalam yang terbentuk dari getah-getah yang
dihasilkan oleh kelenjar pada sel-sel mantel. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh GuruNgeBlog (2010) kalandue (Polymesoda sp.) Cangkangnya
terdiri atas tiga lapisan, yang berturut-turut dari luar ke dalam yaitu lapisan
periostrakum berfungsi melindungi jaringan bagian dalam, lapisan perismatik terdiri atas kristal
kalsium karbonat (CaCOз) berbentuk prisma dan lapisan nakreas merupakan lapisan
terdalam yang terbentuk dari getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar pada
sel-sel mantel. Cangkangnya yang
menggelembung atau umbo berguna
sebagai tempat pelekatan kedua cangkang yang membentuk semacam engsel
dengan zat perekat berupa jaringan
ikat padat (ligamen). Kedua cangkangnya dapat menutup kuat karena
memiliki otot aduktor sebagai penghubung kedua cangkang. Pada hewan ini terdapat juga garis pertumbuhan dimana
pertumbuhan hewan ini dapat dilihat dari garis-garis melingkar di bagian luar
cangkang tersebut.
Pengamatan
pada kelas cephalopoda yaitu pada cumi-cumi (Loligo sp.) umumnya tidak mempunyai cangkang luar, hewan ini
juga mempunyai bentuk morfologi tubuh
yang lunak juga mempunyai 8-10 buah tentakel
dimana dua buah tentakel yang panjang digunakan untuk dapat menangkap
mangsanya dengan menngunakan sucker yang
ada pada ujung tentakelnya. Pada bagian
sekitar lehernya juga terdapat suatu organ yang menyerupai pipa yang disebut sifon yang berfungsi untuk
mengeluarkan zat sisa metabolisme, menyemburkan tinta hitamnya untuk menghadapi musuhnya.
Pada gurita
(Octopus sp.) memiliki 8 buah
tentakel, pada bagian kepala terdapat dua pasang mata dan sepasang bintik mata
yang digunakan untuk melihat dan mencari makanannya. Pada hewan ini
juga terdapat jumbai, funnel dan alat pengisap. Alat pengisap ini berfungsi
untuk menangkap mangsanya. Hal ini
sesuai yang dikemukakan oleh Anonim (2011) bahwa Kelas Cephalopoda
artinya hewan yang kepalanya berkaki seperti pada Gurita (Octopus sp.) dan Cumi-cumi (Loligo sp.). Tubuhnya terdiri atas kepala, badan, dan leher. Kepalanya dilengkapi dengan 1 pasang mata dan
8-10 buah tentakel yang mengelilingi mulutnya. Tentakel berfungsi untuk
menangkap mangsanya.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat diberi
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Mollusca (dalam bahasa latin,
molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak
dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini
tergolong triploblastik selomata.
2.
Telescopium telescopium memiliki morfologi
yang terdiri dari apex berfungsi sebagai pusat pertumbuhan, ulir sebagai garis
tumbuh, cangkang untuk melindungi organ dalam tubuh dari luar dan aperture.
3.
Polymesoda sp. memiliki morfologi yang terdiri
dari umbo, cangkang untuk melindungi organ dalam, garis pertumbuhan dan sifon
sebagai alat pengisap.
4.
Loligo sp. memiliki morfologi baik secara
dorsal maupun ventral terdiri dari lengan, lengan tentakel yang digunakan
untukl menangkap mangsanya, trunk sebagai badan, fin untuk berenang/bergerak,
tentacular club sebagai alat penangkap dan lata indra, rostrum, mata, kepala,
mantel dan sifon untuk mengisap makanannya.
5.
Octopus sp. tampak morfologinya terdiri dari
tangan ke-1, tangan ke-2, tangan ke-3, tangan ke-4, hectocotylus, alat
pengisap, bintik mata, jumbai, mata, funnel, insang untuk bernafas dan tubuh
(mantel).
6.
Filum Mollusca dibagi 8 kelas,
yaitu Chaetodermomorpha, Neomeniomorpha, Monoplacophora, Polyplacophora,
Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia, Scaphopoda dan Cephalopoda. Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti
cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur
berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap
kelasnya. Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput
berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis
dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain
halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan
untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak
punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap
mangsa.
5.2. Saran
Saran saya sebagai praktikan
agar pada praktikum selanjutnya selai alat-alat laboratorium yang dilengkapi
juga keaktifan praktikan dalam proses praktikum juga harus diperhatikan
sehungga dapat berjalan baik.
Daftar
Pustaka
Aslan,
M, L., Wa Iba., Kamri, S., Irawati., Subhan., Purnama, F, M., M., Jaya, I, M.,
Rahmansyah., Saputra, R., Tiar, S., Mulyani, T., Kasendri, R, A., Zhuhuriani,
Riana, A. 2011. Penuntun Praktikum
Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Haluoleo. Kendari.
Radiopoetra,
2001. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Romimohtartoe, dan Juwana., 2001. Biologi Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Saktiono, 2005. Biologi I. PT. Intan Pariwara.Jakarta.
Sugiri,
N., 2006. Zoologi Avertebrata II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat-IPB.
Bogor.
Suwignyo, S.
2005 Avertebrata
Air. Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor.
Wahyuningsi, S.,
2002. Studi Habitat dan Kelimpahan Telescopium-telescopium pada Daerah Mangrove
Di Pantai Utara Teluk Dalam Lasolo Kecamatan Lasolo Kabupaten kendari. Skripsi Program Studi Manejemen Sumber Daya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.
Wekayanti, 2006. Studi Kebiasaan Makan Gurita (Octopus
valgaris) Di Perairan Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi Sulawesi
Tenggara. Skripsi Program
Studi Budidaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Haluoleo. Kendari.
LAPORAN AVERTEBRATA AIR
PRAKTIKUM III
(FILUM MOLUSCA)
OLEH:
NAMA :
RONI NERLIANO
STAMBUK : I1A2
10 061
KELOMPOK : II (DUA)
PROGRAM STUDI : BUDIDAYA PERAIRAN
ASISTEN PEMBIMBING : MUH. FAJAR PURNAMA
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan AEROTUBE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan AEROTUBE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro